Etika dan Estetika Dalam Filsafat Seni, Martin Surayajaya
Nama : Annisa Dwi Larasati
Kelas : R3L
Npm : 202146570018
Dosen : Angga Kusuma Dawami, M. Sn.
Etika dan Estetika
Estetika
Estetika
biasa diartikan sebagai kajian tentang keindahan, istilah estetika sendiri mempunyai begitu banyak arti sebagian mengartikannya sebagai kajian
tentang keindahan dan sebagian lain mengartikannya sebagai usaha untuk
mempercantik diri. Sejarah penggunaan kata estetika sendiri berasal dari satu kata yunani yaitu, AISTHESIS yang artinya Ppencerapan Indrawi. Sejak
masa Plato sampai dengan Immanuel Kant di abad ke-18 estetika diartikan sebagai kajian tentang proses pencerapan indrawi, peralihan
pengertian estetika baru terjadi sekitar abad ke-18 khususnya dengan pemikiran
salah seorang tokoh estetikawan pertama yaitu Alexander Baumgarten.
Tradisi
pemikiran yang berkembang sejak masa Yunani sampai dengan abad pertengahan dan
bahkan sampai dengan era modern, biasa mengartikan keindahan sebagai satu sisi
dari sebuah segitiga konseptual yaitu sebuah segitiga yang mempersatukan ide tentang
apa yang indah, apa yang benar, dan apa yang baik. Bonum, Verum, Pulchrum. Bonum
adalah kebaikan, Verum adalah kebenaran, dan Pulchrum adalah apa yang indah, ketiganya dianggap sebagai tiga sisi dari satu
realitas yang sama.
Kajian
tentang estetika biasanya tidak sepenuhnya dirumuskan dalam bentuk
wacana rasional, karena persoalan keindahan atau kesenian lazimnya memang tidak bisa diungkapkan secara verbal dan tidak mungkin bisa dibahasakan. Salah seorang pemikir
di abad ke-17 menyebutnya dengan sebuah frase Je Ne Sais Quoi yang artinya
adalah aku tidak tahu apa.
Sekitar abad ke-19 akhir dalam pemikiran para formalis salah satunya seperti dalam seni rupa ada Clive Bell (1881-1964) terdapat konsep yang dikenal sebagai Kekhasan Wahana atau Medium Specificity. Usaha untuk menggambarkan kekhasan dari keindahan sesuatu yang menjadi inti definisional dari keindahan telah menggiring para pemikir estetika untuk sampai pada suatu kesimpulan, salah satunya yaitu bahwa apa yang membuat sesuatu itu indah haruslah dilihat dari segi wahananya, lebih tepatnya bagaimana sang seniman berhasil mengolah wahananya.
Contohnya pada suatu lukisan yang indah bukan karena dia menggambarkan suatu
keadaan yang ideal atau suatu tatanan yang menyenangkan, tetapi lukisan itu
sendiri sebagai Wahana dua dimensi telah berhasil mengolah kekhasan wahananya
dengan mengoptimalkan peran dari ritme dan warna komposisi pada umumnya.
Etika dan Etiket
Etiket adalah bentuk dari sebuah sopan santun sesuai dengan adat istiadat yang berlaku dan kebiasaan masing-masing individu dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya bisa seperti makan dengan menggunakan tangan kanan, mengucapkan salam ketika berkunjung ke rumah orang dan lain-lain.
Sebagai kata Etika sering kali dibergantikan dengan Moral. Moral berasal dari kata latin Mores artinya kebiasaan apa yang berlaku di masyarakat dan Etika berasal dari kata Yunani Ethos berkaitan dengan kecenderungan sikap atau karakter sesorang. Walaupun memiliki etimologi dan asal kata yang berbeda secara pengertian keduanya memiliki arti yang sama.
Filsafat Etika memiliki 3 aliran besar yaitu :
1. Etika Deontologis (Etika Kewajiban)
Secara garis besar Etika Deontologis menggaris bawahi nilai moral dari suatu tindakan, pada sejauh mana tindakan itu merupakan ungkapan dari kewajibannya. Jadi jika suatu tindakan dilakukan murni demi kewajiban maka itu adalah tindakan yang baik.
2. Virtue Ethics (Etika Keutamaan)
Etika ini sudah ada dari era Yunani kuno. Etika Semacam ekspresi dari kepribadian dan karakter dari nilai-nilai tertentu yang dianggap seperti adat dari generasi-generasi yang kemudian mencapai status moral karena dianggap memiliki pedoman dalam menghasilkan hidup yang baik.
3. Etika Konsekuensialis
Etika ini sudah lama ada yang tuanya hampir sama dengan usia manuisa yang menganggap tindakan baik adalah apapun yang menghasilkan hasil yang baik, jika hasilnya baik maka tindakan itu bernilai secara moral. Jadi yang penting adalah apa hasilnya.
Kesimpulan
Estetika yaitu kajian tentang keindahan, apa yang membuat sesuatu itu indah haruslah dilihat dari segi wahananya. Kerena kajian tentang estetika biasanya tidak sepenuhnya dirumuskan dalam bentuk wacana rasional, karena persoalan keindahan atau kesenian lazimnya memang tidak bisa diungkapkan secara verbal dan tidak mungkin bisa dibahasakan.
Sedangkan Etika yaitu berkaitan dengan apa yang baik bagi individu dan masyarakat dan juga digambarkan sebagai filsafat moral. Etika merupakan kohensi yang tertulis bahkan tidak terurai yang merupakan tindakan untuk membangun interaksi antar manusia. Jadi etika akan ada dan dapat dijaga jika ada orang lain.
Comments
Post a Comment